RUMAH ADAT KUDUS
TANDA BUDAYA PENUH MAKNA
Ulasan Para Narasumber saat bedah buku di halaman Gedung Ngasirah |
Selasa malam (03/01) ada yang
menarik dalam Pameran Buku Murah yang diselenggarakan di Gedung Ngasirah Kudus,
di seberang jalan raya banyak anak muda yang bergaya diatas motornya, dalam
gedung banyak orang jalan-jalan untuk melihat buku-buku yang dipamerkan, terdengar
suara music, orang ngaji, serta kerumunan orang yang suaranya menyatu semakin
menjadikan suasana serasa di pasar malam. Di sebelah kanan pintu masuk arena
pameran dipanggung ukuran 4x4 yang disediakan oleh penyelenggara terlihat empat
orang yang sepertinya gayeng melakukan pembicaraan dengan didepannya terdapat
beberapa orang yang mendengarkan dengan seksama.
Searah jarum jam, Ketua Karang Taruna Loramwetan, Nur Said (Penulis buku), Sofyan Hadi (Motivator), Syaifuddin Zuhri (bidang Peningkatan SDM Karang Taruna Loramwetan) |
Rumah Adat Kudus merupakan tanda
budaya yang kaya akan makna, disampaikan bahwa keberadaan rumah adat Kudus pada
awalnya tidak lepas dari wujud strategi kebudayaan sekaligus ekspresi simbolik
dari pemiliknya yang muslim pribumi untuk diperhitungkan oleh colonial Belanda
yang pada zamannya cenderung memarginalkan masyarakat pribumi. Nur Said juga
mengatakan bahwa Rumah Adat Kudus merupakan reprentasi dari tatanan nilai
kehidupan masyarakat.
Catatan singkat dalam diskusi
tersebut adalah bahwa Peran rumah itu tidak hanya sebagai tempat berlindung
tapi juga sebagai Madrasah bagi penghuninya juga orang yang singgah kedalamnya
bisa ditafsirkan sebagai bentuk nilai kehidupan yang tersimpan dalam Rumah Adat
Kudus. (Karya Muda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar